Dalam pelaksanaan suatu pengukuran kuantitas biasanya akan mengandung sebuah kesalahan, karena pengukuran pada dasarnya tidak pernah tepat. Suatu pengukuran dapat dinyatakan tanpa syarat karena 1. Tidak ada pengukuran yang tepat. 2. Setiap pengukuran mengandung kesalahan 3. Harga sebenarnya dari suatu pengukuran tidak pernah diketahui. 4. Kesalahan tepat yang ada selalu tidak diketahui. Kenyataan tersebut ditunjukkan oleh suatu fenomena Sebuah sudut diukur dengan alat ukur theodolit yang mempunyai ketelitian 1″, 10″, 20″, 1′ dimana dengan perkiraan dapat dibaca sampai 5″, 10″ dan 30″. Maka hasil sudut terukur akan berbeda. Demikian pula sepenggal jarak, diukur dengan pita ukur. Pembagian skala terkecil dari cm, 2 mm, mm akan memberikan hasil jarak terukur yang berbeda ketelitianya. Ketelitian pengukuran suatu kuantitas, tergantung dari 1. Pembagian skala alat 2. Handalnya alat 3. Kemampuan manusia terbatas Peralatan-peralatan yang lebih balk, jika dipakai untuk suatu pengukuran akan menghasilkan hasil ukuran makin mendekati harga sebenarnya. Sumber-Sumber Kesalahan Pengukuran 1. Kesalahan Alamiah kesalahan yang disebabkan oleh faktor-faktor alam, seperti angin, temperatur, kelembaban udara, gaya grafitasi, deklinasi magnetik dan lain sebagainya. Misal Perupahan panjang pita ukur, karena adanya perubahan temperatur. 2. Kesalahan alat/instrumen, kesalahan yang disebabkan oleh tidak sempurnanya konstruksi alat, penyetelan alat dari pabrik. Pengaruh dari kesalahan alat ini dapat dieleminir dihilangkan dengan prosedur pengukuran yang benar ataupun dengan memberikan koreksi pada data. 3. Kesalahan person/pribadi Kesalahan yang disebabkan oleh faktor manusia. Keterbatasan kemampuan manusia dalam hal merasa, melihat dan meraba. Misal keterbatasan seseorang dalarn memperkirakan/ menginterpolasi pembagian skala, bisa terlalu besar ataupun kekecilan. Sementara kesalahan besar atau blunder adalah kesalahan karena faktor manusia Mistake/kesalahan yang terjadi karena a. Ketidak cermatan dari surveyor b. Salah pengertian c. Pertimbangan yang jelek Kesalahan sistematik dan acak Kesalahan sistematik, termasuk jenis kesalahan yang tunduk pada kaidah matematika dan fisika besar kesalahan sistematik bisa tetap, atau berubah tergantung kondisi. Kesalahan sistematik juga disebut sebagai kesalahan komulatif , dapat dihitung dan pengaruhnya dihilangkan dengan melakukan koreksi. Misal perubahan panjang pita baja karena perubahan temperatur dapat dihitung perubahan panjangnya dengan rumus tertentu dan mengkoreksiinya. Kesalahan acak, jenis kesalahan ini tetap ada setelah kesalahan dan kesalahan sistematik dihilangkan. Kesalhan acak disebut juga kesalahan Insidesnsial. Kesalhan acak terjadi disebabkan oleh faktor-faktor diluar kemampuan pengamat dan tunduk pada kaidah probalitas, kesalahan ini terdapat pada semua pengukuran tanah. Kesalahan acak juga disebut compensating error karena cenderung saling menghilangkan, dalam serangkaian pengukuran. Presisi dan Akurasi Jika sebuah jarak diukur dua kali, pergi dan pulang, maka akan didapat selisih jarak. Selisih yang kecil menunjukkan kemungkinan tidak ada kesalahan dan kesalahan acaknya kecil; tetapi selisih kecil tidak menutup kemungkinan adanya kesalahan sistematik. Presisi Precision Presisi adalah derajad kehalusan sekelompok pengukuran. Jika dilakukan pengukuran berulang pada suatu kuantitas, dan terdapat selisih-selisih kecil, ini menunjukkan presisi yang tinggi. Hal ini dapat dicapai dari/ tergantung pada kepekaan alat dan ketrampilan pengamat. Akurasi Accuracy/ ketelitian Ketelitian menyatakan kedekatan mutlak kuantitas terukur dengan harga sebenarnya, sebuah pengukuran dapat saja presisi tetapi tidak teliti atau sebaliknya, seperti terlihat pada gambar a. Menunjukkan presisi dan akurate/teliti. b. Menunjukkan presisi tetapi tidak teliti. c. Menunjukkan teliti meski tidak presisi. a dan b presisi. a dan c teliti.
Kesalahan(error) dalam Pengukuran dan Sumber-sumbernya Ketika didefinisikan dengan benar, kesalahan (error) atau ketidakpastian hanya berkenaan dengan pengukuran-yaitu untuk memperkirakan suatu nilai ketika nilai eksak suatu pengukuran tidak mungkin diperoleh. Kesalahan tidak berlaku pada perhitung-an, di mana nilai eksaknya mungkin diperoleh. Pernyataan berikut yang benar tentang kesalahan dalam pengukuran adalah ….A. Kesalahan titik nol termasuk kesalahan Pengukuran akurat adalah suatu pengukuran yang kesalahan acaknya relatif Kesalahan acak dapat diminimalkan dengan mengurangi ke pengukuran beberapa Suatu kesalahan sistematis dapat terjadi karena kurangnya kepekaan sensitifitas instrumen Kesalahan cara pandang membaca nilai nilai skala jika ada jarak antara jarum dan garis garis skala termasuk kesalahan acak dapat dikurangi atau diminimalkan dengan mengulangi pengukuran pengukuran berulang Jawaban C ————————Jangan lupa komentar & sarannya Tanya 10 SMA; Fisika; Pengukuran; Berikut ini, pernyataan yang benar adalah . a. jangka sorong lebih teliti daripada micrometer sekrup b. ketidakpastian alat ukur adalah (1)/(2) kali skala terkecil alas. c. stopwatch digital lebih teliti daripada stopwatch analog d. stopwatch digunakan untuk mengukur kecepatan e. neraca Ohaus adalah alat ukur gayaUji setiap pilihan jawaban A Kesalahan kalibrasi termasuk kesalahan acak SALAH Kesalahan sistematis kesalahan kalibrasi, kesalahan titik nol, kesalahan komponen lain dan kesalahan paralaks. B Pengukuran akurat adalah suatu pengukuran yang kesalahan sistematisnya relatif kecil SALAH Sekumpulan bacaan hasil ukur memiliki kesalahan sistematis relatif kecil, pengukuran itu adalah akurat. Jika kesalahan sistematis besar, pengukuran adalah tidak akurat. C Kesalahan acak dapat diminimalkan dengan beberapa kali pengukuran. BENAR Kesalahan acak memang tidak dapat dihilangkan, tetapi dapat dikurangi dengan mengambil rata-rata dari semua bacaan hasil pengukuran, caranya yaitu dengan mengulangi pengukuran beberapa kali. D Suatu kesalahan sistematis dapat terjadi karena adanya fluktuasi-fluktuasi yang halus pada kondisi-kondisi pengukuran. SALAH Adanya fluktuasi-fluktuasi yang halus pada kondisi-kondisi pengukuran merupakan kesalahan acak. E Kesalahan cara pandang membaca nilai-nilai skala jika ada jarak antara jarum dan garis-garis skala termasuk kesalahan acak. SALAH Kesalahan cara pandang membaca nilai-nilai skala jika ada jarak antara jarum dan garis-garis skala termasuk kesalahan sistematis , bukan kesalahan acak Sehingga, pernyataan yang tepat adalah C.
Pernyataanberikut yang benar tentang kesalahan dalam pengukuran adalah - 32417999. Fisika Sekolah Menengah Atas terjawab Pernyataan berikut yang benar tentang kesalahan dalam pengukuran adalah 1 Lihat jawaban nadilah69 nadilah69 Jawaban: suatu pngukuran akurat adalah suatu pengukuran yang kesalahan acaknya secara relatif kecil. SEMOGA
Fisika Pengukuran Daftar Materi Bab 1 Kesalahan dalam Pengukuran Perhitungan Yang Melibatkan Kesalahan Hasil Pengukuran Latihan 1 Latihan 2 Latihan 3 MATERI Kesalahan dalam Pengukuran Sobat pintar, pada gambar tersebut, diperoleh hasil pengukuran yang tidak presisi dan tidak akurat. Mengapa hal ini dapat terjadi ? Hal ini dapat terjadi karena adanya kesalahan. Nah Sobat, untuk memperoleh nilai pengukuran yang mendekati nilai sebenarnya, pengukuran haruslah dilakukan berulang-ulang. Setiap pengulangan pengukuran biasanya menghasilkan nilai yang berbeda. Nah, perbedaan nilai pengukuran ini disebut kesalahan. Kesalahan dalam suatu percobaan dapat dibagi dua golongan, yaitu kesalahan sistem dan kesalahan pengamat. Untuk lebih lengkapnya simak penjelasan berikut ini ya Sobat! Kesalahan Sistem Kesalahan sistem bersumber pada alat pengukur/alat praktikum, sehingga seringkali dinamakan kesalahan konstan. Kesalahan sistem dapat terjadi karena Kesalahan kalibrasi. Cara memberi nilai skala pada saat pembuatan alat tidak tepat, sehingga setiap kali alat digunakan ada suatu ketidakpastian pada hasil pengukurannya. Kesalahan ini dapat diketahui dengan cara membandingkan alat yang salah tersebut dengan alat baku. Kesalahan titik nol. Artinya jarum penunjuk skala tidak tepat berada di titik nol alat ukur. Kelelahan komponen alat ukur. Kesalahan ini misalnya terjadi pada pegas. Pegas yang sering dipakai lama-kelamaan akan melar sehingga dapat mempengaruhi gerak jarum penunjuk skala. Kondisi lingkungan kerja. Lingkungan kerja seperti suhu, tekanan, kelembaban dan perubahan tegangan listrik berpengaruh terhadap ketepatan pengukuran. Kesalahan Pengamat Kesalahan pengamat bersumber pada pengamat, Kesalahan pengamat dapat terjadi karena Kesalahan paralak. Kesalahan ini timbul apabila saat membaca skala posisi pengamat tidak tegak lurus dengan jarum penunjuk skala. Kesalahan penafsiran. Kesalahan ini terjadi karena salah tafsir terhadap bagian skala alat ukur. Pada peralatan yang rumit operasinya, pengamat harus memahami cara penggunaan alat dengan baik sebelum melakukan percobaan sehingga tidak terjadi kesalahan pengukuran. Selain itu terdapat faktor yang juga meengaruhi kesalahan dalam pengukuran diantaranya biasanya, suatu pengukuran dilakukan di lingkungan yang tidak dapat dikontrol. Efek suhu, tekanan atmosfer, angin, gravitasi bumi pada alat ukur juga dapat menimbulkan kesalahan-kesalahan pada hasil pengukuran. Perhitungan Yang Melibatkan Kesalahan Hasil Pengukuran Sobat pintar, secara umum perhitungan angka-angka hasil pengukuran terdapat kesalahan atau ketidakpastian, misalnya 12 ± 2 + 15 ± 3 menghasilkan penjumlahan terkecil 10 + 12 = 22 dan penjumlahan terbesar 14 + 18 = 32 sehingga hasilnya kita tulis sebagai 27 ± 5. Terlihat bahwa penjumlahan tersebut memperbesar kesalahan hasil pengukuran. Jelas bahwa perhitungan yang melibatkan kesalahan hasil pengukuran semacam ini akan memakan waktu yang cukup banyak. Oleh karena itu, para ilmuwan menyepakati perhitungan angka-angka hasil pengukuran yang melibatkan kesalahan sebagai berikut. Ketika angka-angka dijumlahkan atau dikurangkan, maka kesalahan mutlaknya atau kesalahan absolut dijumlahkan. Misalnya, 15 ± 4 + 19 ± 5 = 34 ±9. Ketika angka-angka dikalikan atau dibagi, maka persen kesalahannya dijumlahkan. Misalnya, 20 ± 1 x 100 ± 10 = 20 ± 5% x 100 ± 10% = 20 x 100 ± 5% + 10% = 2000 ± 15% = 2000 ± 300. 1. Sobat Pintar, yuk kita kerjakan soal di bawah ini! Ketidakpastian yang ada pada pengukuran tunggal, ditetapkan dengan setengah skala satuan terkecil dari alat ukur yang digunakan. Jika kita menggunakan mistar atau penggaris, maka ketidakpastian nya adalah sama dengan .... A. 0,00005 cm B. 0,0005 cm C. 0,005 cm D. 0,05 cm E. 0,5 cm JAWABAN BENAR PEMBAHASAN Skala terkecil pada mistar adalah 0,1 cm. Dengan demikian ketidak pastian pada pengukuran tunggal dengan mistar adalah x = 1/2 x skala terkecil x = 1/2 x 0,1 x = 0,05 cm 2. Sobat Pintar, yuk kita kerjakan soal di bawah ini! Dalam melakukan percobaan, dapat terjadi kesalahan sistem. Berikut ini yang termasuk kesalahan sistem, kecuali .... A. Kesalahan kalibrasi B. Kesalahan komponen alat ukur C. Kesalahan titik nol D. Kesalahan paralaks E. Kondisi lingkungn kerja JAWABAN BENAR PEMBAHASAN Kesalahan sistem bersumber pada alat pengukur/alat praktikum, sehingga seringkali dinamakan kesalahan konstan. Kesalahan sistem dapat terjadi karena Kesalahan kalibrasi. Cara memberi nilai skala pada saat pembuatan alat tidak tepat, sehingga setiap kali alat digunakan ada suatu ketidakpastian pada hasil pengukurannya. Kesalahan ini dapat diketahui dengan cara membandingkan alat yang salah tersebut dengan alat baku. Kesalahan titik nol. Artinya jarum penunjuk skala tidak tepat berada di titik nol alat ukur. Kelelahan komponen alat ukur. Kesalahan ini misalnya terjadi pada pegas. Pegas yang sering dipakai lama-kelamaan akan melembek sehingga dapat mempengaruhi gerak jarum penunjuk skala. Kondisi lingkungan kerja. Lingkungan kerja seperti suhu, tekanan, kelembaban dan perubahan tegangan listrik berpengaruh terhadap ketepatan pengukuran. . 299 335 235 395 127 134 250 211